Contoh PTK Kelas 5 SD (Concept Mapping)

Berikut contoh PTK Tematik Kelas 5 metode Concept Mapping:

PENGGUNAAN METODE CONCEPT MAPPING BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA TEMA UDARA BERSIH BAGI KESEHATAN PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI IDE PTK TAHUN PELAJARAN 2019/2020

BAB I

PENDAHULUAN

A.         Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran merupakan suatu runtutan kegiatan belajar yang interaktif, inspiratif, dan menyenangkan bagi peserta didik sehingga dapat mengembangkan kemampuan pribadinya. Pelaksanaan pembelajaran harusnya berpusat pada siswa, agar tercipta prakarsa, kreativitas, dan kemandirian dari siswa sesuai dengan Peraturan Pemerintah no. 32 tahun 2013 tentang perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 yang pada pasal 19 ayat 1 menjelaskan bahwa Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan bagi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik.

Kemendikbud mengeluarkan peraturan tambahan mengenai kurikulum pendidikan tentang penerapan proses pembelajarandi sekolah dasar. Paraturan tersebut tertuang dalam Lampiran Permendikbud no. 67 tahun 2013 tentang kurikulum SD bahwa Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas VI. Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai muatan pelajaran ke dalam berbagai tema.

Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu sesuai kurikulum 2013 merupakan upaya pemerintah untuk mengembangkan kemampuan siswa secara serentak dimana terdapat penggabungan beberapa muatan pelajaran menjadi satu dalam penyampaiannya. Standar isi kurikulum 2013 yang dijelaskan pada Lampiran Permendikbud no 64 tahun 2013 tentang Standar Isi, yaitu standar isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, serta keterampilan.

Pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013 juga dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran langsung. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 81A tahun 2013 disebutkan, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

Pembelajaran membutuhkan peranan media pembelajaran. Media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen pembelajaran. Komunikasi tidak akan terjadi tanpa media dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan mengenai media pembelajaran. Penjelasan itu tertuang dalam Lampiran Permendikbud no. 65 tahun 2013 yang menjelaskan bahwa media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kebanyakan pembelajaran  yang dilakukan oleh guru kurang variatif. Misalnya guru lebih banyak menggunakan metode ceramah bahkan menyuruh siswa untuk mencatat. Pada aspek penilaian, umumnya guru melakukan penilaian lebih banyak menggunakan alat-alat penilaian yang masih konvensional yaitu tes tertulis. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa masih banyak permasalahan pelaksanaan pembelajaran di kelas V. Dalam hal strategi pembelajaran, pembelajaran yang lebih menekankan pada verbalisme. Guru dalam menerapkan metode pembelajaran lebih menekankan pada metode yang lebih  menekankan pada aktivitas guru, bukan pada aktivitas siswa.  Tes yang digunakan pun masih banyak mengukur aspek kognitif pada jenjang yang lebih rendah misalnya kemampuan untuk menyebutkan. Materi dipahami sebagai materi yang hapalan saja, sehingga tes yang digunakan pun lebih menekankan pada hapalan. Padahal berbagai keterampilan berpikir dalam tema sebelumnya bisa diuji melalui penilaian yang dibuat oleh guru. Selain itu, aspek sarana pembelajaran pada umumnya sarana untuk mendukung pembelajaran Tematik Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan masih sangat minim.

Masalah juga disebabkan oleh siswa. Sebagian besar siswa kelas V kurang antusias dan bersikap pasif dalam mengikuti pembelajaran Tematik Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan. Hanya beberapa siswa saja yang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar sedangkan yang lainnya bersikap pasif dan cenderung tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Selain itu kepasifan siswa juga terjadi dalam kegiatan diskusi kelompok. Pada saat kegiatan diskusi hanya beberapa siswa yang mau berbicara atau menyampaikan pendapat dalam diskusi untuk menyelesaikan lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru. Keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapat ide dalam diskusi kelompok masih kurang, banyak didominasi oleh beberapa siswa dan yang lain tidak berpendapat.

Keadaan siswa yang pasif dan kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar berpengaruh pada hasil Penilaian Harian Tematik semester genap tahun pelajaran 2019/2020. Hasil Penilaian Harian Tematik tergolong rendah. Hal ini dapat diketahui dari data pada penilaian hasil Penilaian Harian pembelajaran Tematik Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan pada siswa kelas V SD Negeri Ide PTK Kecamatan Ide PTK, terdapat 7 dari 11 siswa atau 63,64%, dengan nilai yang mengalami ketidaktuntasan belajar yaitu dengan nilai rata-rata kurang dari 75. Data hasil belajar tersebut ditunjukkan dengan nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 80, dengan rerata kelas 68,00. Melihat hasil pembelajaran tersebut maka perlu adanya perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran Tematik Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan di kelas 5 SD Negeri Ide PTK Kecamatan Ide PTK.

Untuk memecahkan permasalahan tersebut, peneliti berdiskusi dengan tim kolaborasi dan selanjutnya menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Tematik Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan di kelas 5 SD Negeri Ide PTK Kecamatan Ide PTK. Peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bersama kolaborator melalui  penerapan  strategi  Concept  Mapping  berbantuan  Multimedia. Strategi Concept  Mapping  ini  sangat  memotivasi  siswa  untuk  aktif  mengikuti kegiatan pembelajaran Tematik Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan karena siswa akan lebih mudah untuk memahami materi dengan mempelajari inti atau konsep-konsep materi yang telah disesuaikan dengan konsep yang dimiliki siswa sebelumnya.

Pemetaan konsep menurut Martin (dalam Trianto, 2017: 157) merupakan inovasi baru yang penting untuk membantu anak menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas. Peta konsep menyediakan bantuan visual konkret untuk membantu mengorganisasikan informasi sebelum informasi tersebut dipelajari. Para guru yang telah menggunakan peta konsep menemukan bahwa peta konsep memberi mereka basis logis untuk memutuskan ide-ide utama apa yang akan dimasukkan atau dihapus dari rencana-rencana dan pengajaran sains mereka. Kelebihan peta konsep adalah mempermudah guru dalam membuat perencanaan pembelajaran serta mengajarkan siswa untuk dapat belajar mandiri melalui konsep awal yang diberikan guru.

Berdasarkan telaah latar belakang tersebut maka peneliti dan kolaborator akan mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul: “Penggunaan Metode Concept Mapping Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Ide PTK Kecamatan Ide PTK Tahun Pelajaran 2019/2020”.

B.         Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti jelaskan, maka dapat diketahui penyebab kurang berhasilnya proses pembelajaran Tematik Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan. Oleh karena itu yang menjadi fokus rumusan masalah yang akan peneliti kemukakan adalah sebagai  berikut:  Apakah  melalui  metode  Concept  Mapping  berbantuan  Multimedia dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan pada siswa kelas 5 SD Negeri Ide PTK Kecamatan Ide PTK?

Rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

  1. Apakah metode Concept Mapping Berbantuan Multimedia dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan pada siswa kelas 5 SD Negeri Ide PTK Kecamatan Ide PTK?
  2. Apakah metode Concept Mapping Berbantuan Multimedia dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan pada siswa kelas 5 SD Negeri Ide PTK Kecamatan Ide PTK?

C.         Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peneliti menentukan tujuan umum yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Tematik Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan pada siswa kelas V SD Negeri Ide PTK Kecamatan Ide PTK.

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Meningkatkan aktivitas siswa dengan  menerapkan  metode Concept Mapping Berbantuan Multimedia dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan pada siswa kelas 5 SD Negeri Ide PTK Kecamatan Ide PTK.
  2. Meningkatkan hasil belajar dengan menerapkan metode Concept Mapping Berbantuan Multimedia dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan pada siswa kelas 5 SD Negeri Ide PTK Kecamatan Ide PTK.

D.         Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan manfaat kepada banyak pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai yaitu :

1.        Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan  ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan Penelitian Tindakan kelas (PTK)  Tematik serta penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi untuk penelitian-penelitian berikutnya yang relevan.

2.        Manfaat Praktis

  1. Bagi siswa

Dengan penerapan strategi Concept Mapping berbantuan Multimedia siswa dapat menerima pengalaman belajar yang bervariasi dan menarik sehingga dapat meningkatkan minat, keterampilan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada Tema Udara Bersih Bagi Kesehatan, meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar siswa, serta tujuan pembelajaran akan tercapai ecara optimal.

  • Bagi guru

Dengan penerapan strategi Concept Mapping berbantuan Multimedia dapat memperbaiki metode pembelajaran yang digunakan guru, menambah wawasan guru tentang strategi pembelajaran yang variatif dan inovatif, dan meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran, sehingga dapat menciptakan kegiatan belajar yang menarik dan menyenangkan.

  • Bagi sekolah

Menjadi bahan evaluasi dan rekomendasi untuk kemajuan sekolah seperti peningkatan kemampuan profesional para guru, dan perbaikan proses dan hasil belajar siswa.

Be the first to comment

Leave a comment

Your email address will not be published.


*


error: Artikel masih di lockdown !!